Ladrang, Kudapan Renyah Khas Banyuwangi yang Sempurna untuk Sajian Lebaran

$rows[judul]

Banyuwangi - Di antara hiruk pikuk persiapan menyambut Lebaran, tak lengkap rasanya tanpa hidangan khas yang memanjakan lidah. Bagi masyarakat Banyuwangi, Ladrang menjadi primadona yang selalu hadir di momen spesial ini.

Ladrang adalah kudapan tradisional yang terbuat dari tepung terigu, ubi ungu, santan, telur, dan bumbu rempah, menghasilkan tekstur renyah dan yang khas. Bentuknya yang pipih dan bergelombang menyerupai renda, membuatnya semakin menggoda untuk disantap.

Membuat ladrang terbilang mudah. Adonan diuleni dan dicetak tipis, kemudian digoreng hingga berwarna kuning keemasan. Aroma gurihnya yang semerbak akan segera mengundang selera. Ladrang biasanya dinikmati bersama secangkir teh hangat atau kopi, menjadi pelengkap sempurna untuk bersantai bersama keluarga di hari raya.


Baca Juga : Rahasia Kelezatan Pia Glenmore: Tradisi Manis Lebaran dari Banyuwangi

Tak hanya lezat, ladrang juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Bentuknya yang berenda melambangkan kesatuan dan keharmonisan, sesuai dengan semangat kebersamaan di Hari Raya Idul Fitri. Menyantap ladrang bersama-sama menjadi simbol rasa syukur dan kebahagiaan atas momen indah berkumpul bersama keluarga tercinta.

Di Banyuwangi, ladrang mudah ditemukan di berbagai toko kue tradisional maupun online. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per bungkus, tergantung pada ukuran dan varian rasa.

Bagi yang ingin mencoba sensasi baru, ladrang kini hadir dalam berbagai varian rasa, seperti manis, pedas, dan asin. Hal ini semakin menambah daya tarik kudapan ini dan menjadikannya pilihan yang tepat untuk dinikmati oleh semua kalangan.

Jadi, tunggu apa lagi? Jadikan Ladrang sebagai hidangan spesial di momen Lebaran tahun ini. Rasakan kelezatan dan makna filosofisnya yang mendalam, dan ciptakan momen indah bersama keluarga tercinta.