Mengudara Setelah Pandemi: Tour de Ijen dan Era Baru Pariwisata Olahraga

$rows[judul]

Banyuwangi - Setelah vacum 4 tahun karena Pandemi Covid-19, Tour de Banyuwangi Ijen akan kembali digelar tahun ini. Sebuah kabar menyegarkan menandai kembalinya era kejayaan sport tourism Bumi Blambangan. 

Event balap yang diselenggarakan oleh Union Cycliste International (UCI) rencanannya akan digelar pada 22-25 Juli 2024 mendatang. Dengan 4 kategori lomba, ajang ini diikuti oleh ratusan cyclist dari berbagai mancanegara. 

Sejarahnya, Tour de Banyuwangi Ijen kali pertama dikenalkan pada 2012 silam.  Sejak saat itu balap sepeda ini booming di dunia international dan melambungkan pariwisata Banyuwangi. Oleh karenanya, sejak sata itu ajang ini rutin di gelar di Banyuwangi tiap tahunnya. 


Baca Juga : Perkuat Hubungan Bersama Masyarakat, PT BSI Gelar Safari Ramadan

Kecuali saat Covid-19 olahraga ini memang hiatus. Tahun ini Tour de Ijen kembali dihidupkan. 

Dalam catatannya, Tour de Ijen menjadi salah satu ajang balap sepeda paling bergengsi di dunia. Bagaimana tidak, Tour de Ijen selalu menghadirkan tanjakan terekstrem di Asia. Pun juga track tercantik.

Mengapa,? Sebab dalam ratusan kilometer track yang ditempuh, cyclist akan diajak melintasi jalanan desa Bumi Blambangan yang masih asri. 

Lansekap persawahan, sungai dan nuansa pedesaan menjadi salah satu bonus yang akan dinikmati oleh setiap pebalap Tour de Ijen. Pebalap akan finish di Paltuding alias pelataran Gunung Ijen. 

Track sebelum finish itulah yang dianggap seksi oleh para pebalap. Betapa tidak tanjakan di Banyuwangi berada di ketinggian lebih dari 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl), melampaui tanjakan di Genting Highland dalam Tour de Langkawi Malaysia yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl.

Oleh karena itu setiap tahunnya, banyak pebalap yang berebut ingin mengikuti Tour de Ijen. Pebalap asing yang biasanya ikut diantaranya berasal dari negara-negara seperti Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Portugal, Taiwan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan. 

Selain menjadi ajang olahraga paling ditunggu oleh pebalap, Tour de Ijen menjadi ajang yang turut dinantikan oleh masyarakat Banyuwangi khususnya para pelaku usaha mikro. 

Sebab biasanya dalam olahraga ini juga meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Banyuwangi. Tingginya animo itu juga berbanding lurus dengan meningkatnya penjualan produk para pedagang. 

Ditambah, selama empat hari berlangsungnya Tour de Ijen, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi biasanya menggelar semacam pesta rakyat yang semakin membuat meriah ajang olahraga ini. (*)