Ngeruja'i, Upacara Adat Banyuwangi untuk Keberkahan Tanaman Padi

$rows[judul]

Banyuwangi - Pertengahan Agustus lalu, Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, menjadi tuan rumah kegiatan adat "Ngerujak'i". Upacara tradisional ini telah dilakukan turun-temurun oleh para sesepuh desa, dengan tujuan mensyukuri dan mendoakan agar padi yang mulai memasuki masa bunting (meteng) terhindar dari hama dan penyakit hingga tiba waktu panen.

Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, menjelaskan bahwa kegiatan Ngerujak'i ini merupakan bentuk tradisi sedekah masyarakat setempat. "Upacara ini adalah wujud syukur dan harapan masyarakat agar hasil panen mereka selamat dari berbagai gangguan," ujar Arief.

Ngerujak'i diwakili oleh makanan khas rujak, yang terbuat dari berbagai jenis buah dengan rasa manis, pedas, dan segar. Rujak dipilih sebagai simbol dari sedekahan warga yang dilakukan saat mereka menanam padi secara serentak. "Jika rujaknya terasa enak, manis, pedas, dan segar, itu dianggap sebagai pertanda bahwa hasil panen mendatang akan bagus," kata Arief.


Baca Juga : Dispertan Banyuwangi Tekankan Pentingnya Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan

Ritual dimulai dengan acara "Slametan Ancak Ingkung Pitik" yang melibatkan seluruh warga petani. Tokoh adat desa membawa takir atau sesajen yang ditempatkan di pasren atau sentongan sawah sebagai persembahan kepada Dewi Sri, dewi padi dalam kepercayaan masyarakat setempat. Selanjutnya, para petani menerima kreweng (pecahan genting) yang kemudian ditukarkan dengan rujak yang telah disediakan di pematang sawah. "Dengan ini, warga berharap panen yang melimpah dan berkualitas," tambah Arief.

Selain rujak, acara ini juga diisi dengan slametan ingkung pitik, sebuah ritual syukuran dengan menyedekahkan makanan kepada warga yang mengikuti upacara, meminta keberkahan untuk tanaman padi hingga tiba masa panen.

Kegiatan Ngerujak'i dihadiri oleh Camat Blimbingsari, kepala desa di wilayah Kecamatan Blimbingsari, Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka), Dinas Pariwisata, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta perwakilan dari Bank Jatim.

Pada kesempatan tersebut, Arief Setiawan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga tradisi lokal seperti Ngerujak'i, yang dapat mendukung keunggulan pariwisata Banyuwangi. "Banyuwangi adalah destinasi wisata yang memiliki keunikan tersendiri. Kita semua harus menjaga kebersihan, keindahan, keramahan, serta melestarikan berbagai tradisi budaya yang ada," ujar Arief.

Arief juga menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam memajukan pariwisata Banyuwangi. "Dengan menjaga dan mempromosikan tradisi ini, kita tidak hanya melestarikan budaya lokal, tapi juga meningkatkan daya tarik wisata daerah," tutupnya.