Realitabanyuwangi.com - Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) menoreh prestasi di Peringatan Hari Aksara Internasional 2022, Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Acara bergengsi yang dihelat di Kabupaten Lamongan selama dua hari, yaitu 26-27 Oktober 2022. Dispendik Banyuwangi, berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus.
Tiga prestasi yang didapat saat kegiatan bertema "Transformasi Literasi dalam Konteks Merdeka Belajar" itu, meliputi juara 1 Stand Pameran Literasi, juara 2 Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), dan juara 3 Sekolah Asuh Sekolah (SAS).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Banyuwangi, Suratno, mengaku bangga atas prestasi yang berhasil diraih dari program inovasi literasi.
"Penghargaan ini di dapat berkat kerjasama semua tim di Dinas Pendidikan Banyuwangi. Semoga dengan capaian kali ini, bisa memicu kinerja yang lebih baik lagi ke depan," ungkapnya.
Suratno menjelaskan, di acara Hari Aksara Internasional rombongan dari Banyuwangi membawa dua program inovasi unggulan. Pertama Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara) dan Sekolah Asuh Sekolah (SAS).
"Alhamdulilah kedua program inovasi literasi itu, mendapat apresiasi dari Jawa Timur," tuturnya.
Suratno menerangkan, program Aksara merupakan sebuah terobosan untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah. Program ini guna mendorong percepatan kesetaraan pendidikan bagi masyarakat yang belum menuntaskan masa studinya hingga tamat SMA.
"AKSARA ini, kami lebih fokus kepada penduduk Banyuwangi yang di usia 20 tahun ke atas, yang sebentar lagi akan menjadi sasaran penghitungan oleh BPS. Itu bagaimana caranya minimal mereka punya ijazah setaraf SMA," cetusnya.
Suratno menyebut, berdasarkan data Dispendik Banyuwangi ada 660 ribu penduduk se-Banyuwangi usia 20 tahun ke atas, masih belum punya ijazah SMA/SMK sederajat.
"Itu yang menjadi sasaran kita, kita juga punya by name by address nya. Jadi ratusan ribu warga yang akan kita percepat untuk program AKSARA. Sehingga tujuan akhirnya, kita ingin indeks pembangunan manusia di Banyuwangi, makin hari makin terdongkrak," tegasnya.
Sedangkan program Sekolah Asuh Sekolah atau biasa disebut SAS jilid III, merupakan upgrading atau peningkatan dari program Siswa Asuh Sebaya (SAS) tahap 1.
Siswa Asuh Sebaya adalah sebuah program afirmasi dari anak-anak yang masih menyisihkan uang sakunya. Kemudian dihimpun terus dipakai untuk membantu teman-temannya yang mungkin membutuhkan.
Sedangkan Sekolah Asuh Sekolah menggunakan prinsip gotong royong. Seumpama ada satu sekolah memiliki kelebihan baik sarana prasarana, serta kemampuan di dalam SDM nya akan membantu sekolah yang masih memiliki sumber daya kurang.
"Dengan begitu, sekolah yang ada di pinggiran dan mungkin kekurangan sarana prasarana nya, serta mungkin gurunya masih banyak yang belum berkompeten. Itu bisa dibantu oleh sekolah lain yang lebih berdaya," pungkasnya.