Banyuwangi - Sumber Gedor, yang memiliki sejarah panjang hampir satu abad, kini menjadi pilar penting dalam menyuplai air bersih ke warga Banyuwangi. Pembangunan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda ini bukan hanya mengekalkan cerita hidup masyarakat setempat tetapi juga membentuk infrastruktur air bersih kota ini.
Terletak di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Sumber Gedor telah memberikan pelayanan kepada penduduk Banyuwangi sejak 1926. "Sumber Gedor bukan hanya infrastruktur, tetapi juga bagian dari sejarah dan kehidupan masyarakat Banyuwangi," kata Guntur Priambodo, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi.
Sumber Gedor bukan hanya sekedar infrastruktur air. Ia juga menjadi simbol kegigihan dan kehidupan komunitas lokal yang turut serta dalam pembangunannya. Meskipun kompensasi kerja mereka bukan uang, tetapi makanan, semangat mereka dalam membantu pembangunan proyek ini tidak terhenti.
Tidak hanya berkontribusi secara fisik, Sumber Gedor juga memiliki nilai kultural yang mendalam. Pada setiap 17 Agustus, warga setempat menggelar ritual adat dan tarian Gandrung sebagai bentuk rasa syukur atas keberlimpahan air yang diberikan. Sayangnya, tradisi ini sudah tidak lagi dilakukan sejak 1984.
Dalam sejarah pembangunan Sumber Gedor, JH Behrns memegang peran penting. Arsitek yang juga terlibat dalam pembangunan tandon air di Kelurahan Penataban, Giri, ini membantu menciptakan sistem infrastruktur air yang efisien di Banyuwangi.
Meskipun berumur hampir satu abad dan ditumbuhi lumut, Sumber Gedor masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Keberadaannya membuktikan betapa pentingnya perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur yang baik untuk memberikan manfaat jangka panjang kepada masyarakat. Ini juga menjadi bukti nyata bahwa sumber daya air bersih adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Banyuwangi, sekaligus warisan berharga yang harus dijaga untuk generasi mendatang.