BANYUWANGI - Dalam menjawab tantangan musim tanam ketiga di Banyuwangi, Jawa Timur, kolaborasi antara petani dan petugas pengairan menjadi kunci utama. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Banyuwangi mengambil peran sentral dalam menjalin kerjasama antara dua elemen penting tersebut.
Berkat kolaborasi ini, musim tanam kedua yang berakhir pada Juni 2023 telah berlangsung sukses. Kepala DPU, Guntur Priambodo, menegaskan bahwa sinergi ini harus terus diperkuat untuk memastikan ketersediaan dan distribusi air.
Sebagai penyangga utama dalam produksi pangan nasional, Banyuwangi harus menjaga dan meningkatkan produktivitas pertanian mereka. "Peran DPU Pengairan dalam mengatur air irigasi menjadi penentu keberhasilan musim tanam," ujar Guntur.
Untuk memperkuat kerjasama ini, telah diadakan rapat koordinasi antara petugas pengairan dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). Diskusi tersebut meliputi berbagai isu strategis menjelang musim tanam ketiga, termasuk peningkatan pemanfaatan debit air yang tersedia.
Tidak hanya itu, Guntur juga menyoroti pentingnya koordinasi di semua wilayah, dari hulu hingga hilir. Petugas pengairan diharapkan dapat memonitor kondisi air secara berkelanjutan, termasuk di hari libur, untuk memastikan pasokan air yang stabil di setiap lokasi.
Guntur juga menyerukan kepada petani untuk mempertimbangkan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. RTTG, yang ditentukan berdasarkan ketersediaan air, menjadi faktor krusial di musim kemarau yang akan datang.